As you can tell from the title, saya mau menceritakan pengalaman bagaimana transformasi kulit saya dan cara menghilangkan hiperpigmentasi yang disebabkan oleh jerawat.
Sebetulnya, sampai saya lulus kuliah di tahun 2015 kulit saya sama sekali gak punya masalah selain berminyak. Saya gak pernah punya skincare routine. Sehari-hari saya cuma cuci muka terus pake drugstore moisturizer (itu pun kalo inget). Ya kadang-kadang saya ke dokter kulit dan pake obat yang diberikan si dokter, setelah itu ya sudah gak dipake lagi dan cuma pake kalo inget.
Hingga sekitar akhir tahun 2015 kulit saya tiba-tiba jerawatan banget. Jerawatan hampir di seluruh bagian wajah. Saya waktu itu lagi iseng coba-coba Seaweed line-nya The Body Shop. Kulit wajah saya kusam, berminyat, dan yang paling parah jerawat merah merah. Saya akhirnya memutuskan ke dokter kulit - dr. Vonny di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Saya diberikan obat minum dan krim. Saya pake krim tersebut setiap hari tapi saya gak ngeliat perubahan yang signifikan. Akhirnya saya googling dan pergilah saya ke klinik Bamed Skincare yang di Dharmawangsa. Saya konsultasi dengan dr. Radit. Disitu saya dapet treatment peeling AHA dan dikasih beberapa krim. Saya sebetulnya cukup puas dengan perubahan kulit saya setelah saya konsultasi ke dr. Radit. However, the treatments and the prescribed creams are quite expensive. Jadilah saya belajar skincare lewat internet.
Sekitar pertengahan 2016, saya ikutin tren The 10-Step Korean Skincare Routine. Saya juga menuliskan di blog dan bisa dibaca disini lol. The question is, does it work in the long run? Sadly, jawabannya enggak. Saya memang lihat ada perubahan tapi gak terlalu signifikan dan saya rasa kulit saya jadi stress. Kemudian saya semakin banyak belajar tentang skincare. Saya baca scientific journal, artikel, nonton youtube channel tentang skincare dari para chemist (bukan sekedar beauty guru yang gak punya background tentang kecantikan). Disitu akhirnya saya menyadari bahwa semakin banyak saya pake produk, kulit saya bisa jadi semakin stress dan bukan menjadi lebih baik. Then, I came across Liah Yoo's channel on youtube. Konten-konten di channel Liah Yoo cukup banyak membahas tentan permasalahan kulit yang saya alami. Akhirnya sedikit demi sedikit saya coba untuk memangkas habis si 10-step korean skincare routine itu atau istilahnya #SkincareDiet. Seperti foto yang ada di atas, in a span of 3 months, kulit saya bener-bener berubah. Hiperpigmentasi akibat luka bekas jerawat menjadi berkurang dan kalaupun saya ada jerawat, jerawat tersebut hanya muncul ketika mendekati menstruasi.
Jadi gimana caranya untuk menghilangkan hiperpigmentasi?
This is based on my experience. Saya bukan ahli dan saya gak punya background pendidikan dibidang ini.
Yang pertama, saya melakukan #SkincareDiet. Skincare routine yang tadinya segambreng berubah menjadi sangat simple. Saya hanya double cleansing, essence, serum, moisturizer, dan sunscreen (untuk pagi hari). Bahkan kalau saya merasa saya gak butuh serum, saya akan skip penggunaan serum itu.
Yang kedua, saya gak cuci muka di skincare routine pagi. Saya hanya cuci muka pakai air pas mandi terus abis itu pake thermal water spray. Ada banyak diskusi dan pro-kontra tentang hal ini. Awalnya saya juga gak yakin apa muka saya bakal malah semakin berjerawat? Tapi ternyata gak apa apa tuh. Karena ketika kita tidur, tubuh kita melakukan tugasnya untuk me-recharge dan memperbaiki organ-organ dalam tubuh kita termasuk kulit. Saya gak mau membuat essential oil yang diproduksi oleh tubuh secara natural dengan cuci muka pagi-pagi.
Yang ketiga dan terakhir. Gaya hidup sehat. Saya meminimalkan konsumsi dairy dan tepung yang terbuat dari gandum. Karena saya sadar kalo saya abis konsumsi dairy dan gluten, saya jadi gampang jerawatan.
Setelah saya mengaplikasikan ketiga hal diatas, voila~ kulit saya kayaknya terlihat semakin sehat.
I'll share more about my skincare routine in my next post ya. See ya!
No comments
Post a Comment