Short Gateway to South Korea: Seoul

Melanjutkan dari postingan sebelumnya, setelah menghabiskan 1 setengah hari di Busan; saya berangkat menuju Seoul menggunakan KTX. Saya berangkat dari Busan sekitar pukul 18.30 dan tiba di Seoul Station sekitar pukul 21.00 dan lanjut dari Seoul Station menuju penginapan di Bong Backpackers (saya menginap di tempat yang sama ketika saya ke Seoul pada tahun 2016). By the way, post ini akan mengandung banyak foto-foto yang belum sempat saya tampilkan di Instagram maupun Facebook. Some of them are exclusively for this blog.

Let me tell you this, dari railway KTX menuju railway Subway itu penuh dengan anak tangga dan kalaupun mau pake lift harus muter-muter nyari. You have to have strong stamina and please do some work out beforehand. Saya angkut-angkut koper seberat 22 kg naik turun tangga selama perjalanan dari Seoul Station menuju Hyehwa Station. 

Long story short, saya memulai Seoul Trip hari pertama dengan mengunjungi Ewha Womans University kemudian lanjut tour da palace. Ada apaan sih di Ewha? Gak ada apa-apa sih, cuma gate enterancenya bagus banget untuk foto-foto. Beneran sebagus itu haha. Terus di Ewha juga banyak jual baju-baju korean-style dengan harga yang terjangkau sekitar 7,000~50,000 won. Saya masuk komplek Ewha dari bagian belakang yang banyak gedung asrama mahasiswa. Sebelumnya, saya pernah iseng masuk komplek Sungkyungkwan University; ketika masuk komplek Ewha, saya menyadari bahwa komplek kampus di Korea beneran bagus dan suasananya akademis banget. Puas jalan-jalan di Ewha, saya pergi ke Gyeongbokgung Palace. Nah, untuk kali ini saya mau coba untuk sewa hanbok dengan rencana jalan-jalan di Gyeongbokgung terus lanjung ke Changdokgung. Sayangnya rencana itu gagal karena ternyata pake hanbok itu ribet banget. Apalagi pake inner-skirtnya. Duh. Yang tadinya saya sewa untuk 4 jam, akhirnya cuma dipake sekitar 2 jam. Manusia memang hanya bisa berencana, Allah yang menentukan. Selesai sewa hanbok, saya menjelajahi area sekitaran Bukchon Hanok Village dan menikmati golden-hour. Di malam hari, saya mengunjungi Insadong untuk mencicipi Osulloc dan jalan kaki dari Insadong menuju Myeongdong untuk makan malam.

Ewha Womans University

Golden hour at Bukchon Hanok Village

Hari kedua, saya pergi ke N Seoul Tower, Itaewon, Garosu-gil dan Coex. Saya ke N Seoul Tower untuk pertama kalinya di waktu siang; sebelumnya saya ke N Seoul Tower di malam hari. Saya bisa ambil kesimpulan bahwa lebih baik mengunjungi N Seoul Tower di siang hari. Di Itaewon, saya pergi ke Line Store (best line store!), Masjid, makan siang dan exploring the area. Di Itaewon banyak banget cafe-cafe lucu dan concept store yang sangat amat instagram-able. Untuk makan siang, saya coba untuk ke resto korea halal bernama Eid. Menu yang tersedia terbatas tapi rasanya beneran enak. 







Selesai di Itaewon, saya menuju Garosugil. Tujuannya adalah untuk mengunjungi concept stores yang lucu-lucu bak museum. Saya mengunjungi Dr.Jart+ flagship store. Pada saat itu, temanya adalah 'Sleep' jadi semua dekorasinya berhubungan dengan konsep tidur yang nyenyak.

Kalau ada yang pernah menggunakan produk skincare dari Huxley pasti kenal dengan wanginya yang iconic kan? Flagship store Huxley wanginya sama persis dengan wangi varian skincarenya. Desainnya cukup simple dan minimalist karena konsep dari Huxley memang ya simple and minimalist.

Dr. Jart+ Flagship Store
Huxley Flagship Store
Then we move to the main stores, Gentle Monster dan Tamburins. Dua toko ini adalah sister companies dan dua-duanya terkenal sangat artsy and extra. Gentle Monster adalah toko yang menjual kaca mata, Dua tahun yang lalu temanya berbeda; kalau tidak salah exhibition-nya akan berbeda setiap musim/tahun. Jadi, walaupun ke tempat ini beberapa kali, pengalamannya akan selalu beda. Kali ini temanya adalah "White Crow". Di lantai paling bawah ada ruangan yang akan menyala ketika pintunya dibuka. I couldn't do the justice to explain further about how extra and amazing this store is. You have to experience it yourself.

Tamburins sendiri menjual skincare, handcream dan solid parfume. Sebagai sister company dari Gentle Monster, flagship storenya juga menyuguhkan tampilan yang extra. Meskipun baru memiliki beberapa produk, ukuran tokonya lumayan luas dan kalau kalian mengikuti akun-akun interior design yang bertema minimalis dengan tropical vibe, visiting Tamburins feels like that.

Jadi, kalau ada yang punya rencana ke Seoul; tolong masukan dua toko ini dalam list mu ya.

Gentle Monster Showroom in Sinsa (The White Crow)
Tamburins Flagship Store
Dari Sinsa-dong dan Garosu-gil. Saya berjalan kaki untuk menuju Sulwhasoo Flagship Store yang kayaknya masih satu area, tapi ternyata salah...Setelah jalan kaki cukup jauh dan tiba di lokasi tujuan, saya langsung jiper karena tokonya super mewah. Akhirnya cuma masuk sebentar dan langsung keluar lagi untuk menuju ke Coex. Tips untuk kalian yang mau ke Korea Selatan, jangan gunain Google Maps karena gak tau kenapa Google Maps gak berfungsi. Lebih baik gunain Kakao Maps atau Naver Maps. Tapi, nyasar di Seoul gara-gara Google Maps is a bliss. Jadi bisa nikmatin pemandangan gang-gang Seoul pas lagi sunset.


Hari ketiga, saya pergi ke tempat-tempat sekitar Jongno yang belum sempat dikunjungi seperti Cheonggyechon Stream, Gwanghamun dan toko parfum kesukaan saya Granhand di dekat Gyeongbok Station. Serius nih, kalau kamu ke Seoul dan gak beli parfum di Granhand; you're missing out! Saya akan review parfum-parfum Granhand dipostingan mendatang deh supaya lebih meyakinkan!




Niatnya saya mau makan siang di Yanggood - Halal Korean Barbeque. Sayangnya Yanggood baru buka sore. Akhirnya saya memutuskan untuk piknik di Haneul Park sambil makan mayak kimbab. Perjalanan ke Haneul Park dari Gangnam cukup jauh. Harus naik Subway dan lanjut naik bus. Lagi-lagi saya nyasar gegara Google Maps. Setelah mendaki dan naik tangga yang lumayan bikin otot kaki kejang, akhirnya tiba di Haneul Park. Segala capek terbayarkan dengan pemandangan yang super-duper-cantik. Walaupun cuma kebun ilalang gitu tapi beneran deh, cantik banget. Di sana juga bisa liat Seoul Skyline dengan sudut pandang yang beda. Gak nyesel cape-cape menuju Haneul Park.


Nah, segitu dulu cerita-cerita perjalanan saya di Seoul. Saya rencananya mau travel solo ke Korea di tahun 2020. Doakan semoga tercapai yaaa......

Sampai ketemu ditulisan jalan-jalan selanjutnya. 

No comments